BANDA ACEH – Sebanyak lima orang Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh dan 115 orang panwaslih tingka kabupaten/kota yang di Aceh resmi dilantik, Selasa (24/5). Acara pelantikan dan pengambilan sumpah janji panwaslih tersebut berlangsung di Ajong Mon Mata, Banda Aceh.
“Dengan lahirnya panwaslih ini, mereka menggunakan program independesi mereka semua, sehingga pilkada akan berjalan dengan baik, seperti yang kita harapkan,” kata Gubenur Aceh, Zaini Abdullah kepada awak media.
Panwaslih Aceh dan kabupaten/kota dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh dan DPR kabupaten/kota di Aceh, kalau ada intervensi dari anggota legislatif tersebut, kata Abu Doto—sapaan Zaini Abdullah--mereka tetap harus menjaga independensi. Karena independensi hal yang paling penting dalam menjalankan Pilkada 2017 mendatang.
“Ya semua harus menjaga. Jangan berpihak kesana kemari, kalau tidak, maka tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kita semua akan bekerja sama, mudah-mudahan akan tercapai yang kita harapkan,” ujar Abu Doto.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Banwaslu) RI, Muhammad, menyebutkan Banwaslu RI juga dipilil oleh DPR RI, namun bukan berarti Banwaslu RI berpihak kepada salah satu partai yang ada, namun tetap bekerja netral.
“Saya dipilih oleh anggota DPR RI, tapi tidak berarti saya dipilih oleh DPR lantas memihak kepada partai tertentu. Saya tetap akan netral, dan itu juga kita harapkan teman-teman, walaupun dipilih oleh DPR Aceh tetap harus netral, karena itu amanah Undang-Undang Pemerintah Aceh dan Undang-Undang Nomor 15,” harapnya.
